Mengakhiri tahun 2019, selama seminggu dari tanggal 21 – 27 Desember para biker IMUD (Independent Motorcycle UniteD) Balikpapan kali ini berkesempatan menjelajah Kalimantan Utara. Tujuan utamanya adalah pos perbatasan Indonesia – Malaysia di Simanggaris.
Sabtu, 21 Desember. Cuaca cerah. Tim telah bersiap-siap dengan tunggangan masing-masing di Koplak café, jl.Indrakila. Sekitar jam 8.30 tim Jelajah Kaltara Bro Dodo, Suzuki Inazuma – road captain. Bro Bayu – CBR 250 sebagai sweeper. Pakbro Edy kali ini dengan Yamaha NMax dan Bro Syaiful dengan Yamaha Byson. Sedangkan Bro Rudi dengan Ninja 250 hijaunya menunggu di Samarinda.
Tim dilepas oleh Bro Sunarjadi dan Bro Jali yang menyempatkan hadir dan juga bro Sahli yang menemani riding bareng hingga Samarinda. Target riding hari pertama adalah Muara Wahau, sekitar 400 km dari Balikpapan – menurut info mbah Gugel. Tapi kenyataannya sepertinya kok lebih jauh ya….:)
Rehat makan siang di RM Kenari poros Samarinda – Bontang, lanjut hingga pertigaan Bontang – Sangata. Di sana brothers UnoRiders Bontang, sudah menunggu. Sekitar jam 4 sore tim lanjut ke Sangata ditemani bikers UnoRiders hingga lanjut ke Muara Wahau untuk bermalam. Cuaca menjelang malam mulai mendung, jalanan naik turun dan berkelok-kelok ditambah gelap gulita para riders cukup berhati-hati untuk menarik gas. Benar saja sekitar satu jam dari Wahau, hujan disertai angin turun dengan derasnya. Terpaksa berteduh di sebuah warung menunggu cuaca agak reda. Walau masih rintik, tim riding tengah malam hingga sampai di hotel NJ untuk istirahat.
Minggu 22 Desember. Setelah ngopi di tempat bro Luciano YVCI Muara Wahau, tim berangkat menuju Tanjung Selor melalui Tanjung Redeb yang berjarak sekitar 326 km. Cuaca cukup cerah. Tim melaju di aspal yang lumayan mulus dengan kecepatan rata-rata 70 – 80 km/jam. Sekitar waktu magrib, tim memasuki kota Tanjung Selor. Dibantu oleh bikers Scoopy Bulungan (SOBC), tim menuju penginapan Hotel Neo City di sekitar pasar induk Bulungan. Setelah makan malam nasi uduk ikan lele plus pete yang maknyus, bareng bubuhan Scoopy ngopi di cafe Labolong tempatnya para bikers Bulungan biasa berkumpul
Senin, 23 Desember tim bersiap menuju Malinau. Rute Tanjung Selor – Tanjung Palas – Sekatak kemudian melewati simpang Tana Tidung – Betayau dan finish di Malinau. Apa daya tiba-tiba hujan turun. Baru sekitar jam 9 pagi hujan mulai reda dan tim pun berangkat dengan mengenakan jas hujan. Jalanan hampir semua beraspal mulus dan lebar. Hanya di beberapa ruas tampak sedang ada perbaikan. Sekitar jam 3 sore tim memasuki kota Malinau. Suasana kota cukup sepi karena bertepatan menjelang Natal keesokan hari. Di sini tim menginap di Hotel Mahkota, di pusat kota Malinau.
Selasa, 24 Desember. Setelah semalam mengumpulkan informasi dan istirahat cukup, pagi hari tim menuju Simanggaris, perbatasan antara Indonesia – Malaysia. Cuaca pagi ini sangat mendukung. Karena jarak tempuh yang tidak terlalu jauh – sekitar 185 km, tim riding tanpa bagasi dan hanya membawa perlengkapan pokok saja. Tim berencana untuk pulang hari ke Malinau.
Ketika keluar kota menuju desa Mensalong, tim kesulitan mendapatkan bahan bakar khususnya jenis Pertamax buat Ninja tunggangan bro Rudi. Diputuskan kembali ke kota dan sempat berputar-putar mencari kios BBM. Memang di Malinau ada pompa bensin Pertamina tetapi hanya buka sebulan sekali, itupun lebih banyak habis untuk melayani kebutuhan para pengecer. Beruntung bertemu dengan bro Ade biker YVCI Malinau yag membantu mencari BBM, walaupun tidak menemukan pertamax tetapi masih tersisa beberapa jerigen pertalite untuk si Ninja. Sisanya terpaksa minum premium.
Dari kota Malinau menuju Simanggaris melewati desa Mansalong, Lumbis, Sebuku dan Tulin Onsoy. Jalanan didominasi aspal mulus berkelok-kelok naik turun. Kadang lurus membentang. Kanan kiri dipenuhi tanaman sawit dan juga pohon-pohon hutan tanam industri dari perusahaan swasta. Ditengah perjalanan mendekati Sebuku rupanya biker YVCI sudah menunggu. Sekitar satu jam ngobrol dengan bro Arifin cs.
Di pos TNI Salang, Tulin Onsoy tim sempat berhenti untuk beristirahat sambil ngobrol dengan bapak-bapak TNI yang bertugas. Sambutan mereka sangat hangat jauh dari kesan angker. Bahkan kami disuguhi teh hangat. Rupanya mereka berasal dari kesatuan Yonif Raider 600 Modang yang bermarkas di Manggar Balikpapan, sehingga ketika bertemu dengan sesama warga Balikpapan rasanya seperti bertemu dengan keluarga. Bayangkan saja, mereka bertugas meninggalkan keluarga hingga 6 bulan lamanya, bahkan mungkin lebih. Salut.
Mendekati Simanggaris, kami disusul oleh 3 orang biker YVCI Ujung Perbatasan dan dipandu hingga pos GABMA Indonesia-Malaysia. Pos perbatasan ini merupakan titik terluar yang merupakan perbatan Kaltara dan Sabah, Malaysia yang dijaga oleh gabungan TNI dan TDM (Tentara Diraja Malaysia). Simangaris sendiri masuk wilayah Kab.Nunukan dan untuk mencapai kota Nunukan harus menyeberang dengan kapal melalui pelabuhan Sungai Ular. Puas rasanya bisa mencapai titik perbatasan NKRI-Malaysia ini. Sekali lagi, salut dan salam hormat kami buat TNI yang setia menjaga kedaulatan NKRI.
Sekitar jam 5 sore tim bergegas kembali ke Malinau dan tiba sekitar jam 9 malam.
Keesokan hari, 25 Desember tim kembali pulang melalui rute yang sama hingga tiba di Balikpapan Jumat malam, 27 Desember.
Leave a Reply