
Mario Iroth usai berpetualang menjalankan misinya keliling dunia dengan tagline Wheel Story Season 6. Dia menjelajahi wilayah Benua Amerika dengan mengambil titik start dari Chili. Berikut ini cerita yang dikirimkannya saat memasuki hari ke-874 dan sudah menempuh total jarak 48.027 Km saat, ketika menuju pintu gerbang Alaska di perbatasan USA-Canada.
Setelah hampir dua minggu Mario eksplor Canada masuk dari Vancouver hingga terhubung dengan Alaska Highway dan Yukon, dan sampailah dia ke pintu gerbang Alaska di perbatasan USA-Canada di jalur Alaska Highway yang dilaluinya.
“Tak banyak yang melintas disini, jadi lumayan sepi dan hanya butuh dua menit di Pos Imigrasi, terus langsung gas menuju pemberhentian selanjutnya di Fairbanks yang masih berjarak 450 Km dari perbatasan, dan akan melintas kota Tok juga. Cuaca hari ini cerah banget dan temperatur berkisar 20°C, tapi karena saat ini musim panas, jadi gak akan merasakan gemerlap malam alias ‘midnight sun’ atau matahari berada di atas cakrawala selama 24 jam,” jelas Mario.
Fairbanks merupakan kota terbesar kedua setelah Anchorage di wilayah negara bagian Alaska. Karena letaknya di area pedalaman, jadi kota ini menjadi salah satu kota terdingin di Alaska. Tahun 1968, Prudhoe Bay Oil Field yang luas ditemukan di lereng Utara Alaska dan kota Fairbanks ini menjadi titik pasokan untuk eksploitasi ladang minyak dan mulailah dibangun sistem pipa Trans-Alaska.
Bagi sebagian biker yang ingin menjelajah hingga ujung utara di bagian Alaska, Fairbanks ini menjadi tempat dimana mereka akan mempersiapkan peralatan sebelum ke medan yang lebih berat di jalur Dalton Highway.
Di sini banyak biker yang bakalan ganti ban yang lebih agresif atau service motor mereka dulu sebelum lanjut ke tempat yang lebih terpencil. “Dan saya sendiri sudah siap lanjutkan petualangan ke bagian yang lebih utara. dimana akan menjadi titik finish petualangan saya bersama Rumba,” ujar Mario.
Esok paginya yang lumayan dingin dia pun bersiap menuju Dalton Highway. Sebelumnya isi bensin penuh dulu di pom bensin terakhir di Fairbanks dan stok makanan ringan serta air mineral karena nantinya akan ketemu pom bensin lagi sekitar 220 Km di Yukon River Camp. Perjalanan menuju kesana jalanan masih aspal namun hutan pinus dan pegunungan akan jadi pemandangan sepanjang perjalanan yang tidak akan ketemu kota atau desa lagi, hanya ada pipa minyak yang akan terlihat di sepanjang jalur ini.
“Nah, setelah ketemu plang ‘Dalton Highway’, dari sinilah bagian serunya dimulai. Dimana jalanan aspal berganti gravel dan kendaraan Semi sama truk besar akan menghiasi jalur ini selain pemotor dan mobil penjelajah yang bisa dihitung jari yang lewat rute ini. Saya berhenti di Yukon River Camp untuk isi bensin sambil makan siang di seberang Yukon River. Dari sini, sekitar hampir 200 Km lagi baru ada pom bensin di Coldfoot. Perjalanan menuju ke Coldfoot pun bakalan melewati Arctic Circle,” jelas Mario.
Dia menjelaskan, semakin ke utara semakin dingin bahkan sempat diterjang hujan badai, malah membuat suasana makin dingin dan membuatnya menggigil. “Hari itu udah hampir jam 9 malam, saya pun tiba di Coldfoot. Setelah isi bensin dan isi perut, terlihat beberapa motor parkir berjejer di seberang sambil buka tenda di tanah kosong, karena sewa penginapan lumayan mahal (bisa sampai USD200 per malam), kemping pun jadi pilihan untuk hemat buat istirahat malam itu,” lanjutnya.
Mario sempat kaget saat melihat beberapa motor yang parkir berjejer disana, karena terlihat sangat kotor, bodi dan mesinnya rata-rata tertutup lumpur yang menandakan mereka datang dari Prudhoe Bay yang jalannya sudah pasti licin dan becek.
“Kalau winter di daerah sini bisa sampai -35°C dan bulan Juli ini temperatur masih berada di belasan derajat celsius jadi masih nyaman buat kemping, cuma nyamuknya yang bikin gak nyaman, kalau nongkrong di luar tenda pasti akan diserbu nyamuk yang mengganggu acara santai buat lihat pemandangan pegunungan sekitar,” ujarnya.
Hari berikutnya akan menjadi hari yang panjang, menantang sekaligus menegangkan. “Dari Coldfoot menuju garis finish di Deadhorse sampai mentok Dalton Highway bakalan gak ada pom bensin hampir sekitar 242 mile (390 Km), karenanya saya sudah persiapan bawa bensin cadangan sekitar 7 Liter plus bensin di tangki si Rumba bisa muat 18 liter jadi ada total 25 liter nih di motor,” tambah Mario.
Sekitar jam 7 pagi Mario pun lanjut riding dengan kecepatan 80-90km/jam saja, karena untuk menjaga kecepatan segitu agar bisa konsumsi bbm sekitar 20’an Km/liter. “Walaupun jalanan gravel dan ada beberapa lumpur yang licin juga, belum lagi ditambah jalanan nanjak di Atigun Pass jadi bikin makin deg-degan bawa motor biar gak kehabisan bensin di antah berantah karena takutnya malah disamperin serigala sama grizzly bear bisa brabe,” lanjutnya.
Setelah separuh perjalanan dilalui, usai melewati Atigun Pass lalu landscape berubah dari pepohonan pinus dan pegunungan berganti menjadi padang rumput dan bebatuan, angin makin dingin dan kencang. Lalu tampak dari kejauhan bangunan-bangunan dari perusahaan tambang minyak Prudhoe Bay udah mulai terlihat.
“Tapi malah indikator penunjuk bensin motor udah tinggal 1 bar. Setelah 6 jam berkendara akhirnya ketemu aspal dan tinggal sekitar 50 Km lagi sampai. Indikator bensin udah berkedip tanda yang tersisa kurang dari 3 liter di tangki motor namun saya tetap jaga kecepatan biar gak dorong sampai pom bensin. Hingga akhirnya masuk area kawasan Prudhoe Bay, hati mulai tenang karena mulai terlihat orang lalu-lalang walau gak banyak, yang ada di pikiran saya harus sampai pom bensin dulu, walau bensin cadangan belum kepakai, dan berhasil juga sampai di pom bensin setelah hampir 400 Km dan sisa bensin di tangki tinggal 0,2 liter dari sekitar 18 liter,” jelas Mario.
Mario mengatakan kaget saat sampai disini, pasalnya Alaska bagian utara dari benua Amerika yang bisa dicapai naik kendaraan sendiri malah terasa gerah pas di puncak musim panas ini. “Bahkan beberapa orang yang saya temui cuma pakai kaos saja ditengah hari cerah suhu berkisar 19°C, tapi syukurlah saya bisa dengan selamat sampai di sini,” lanjut Mario.
Karena sudah di Prudhoe Bay, Mario pun sempatkan berpose di papan Deadhorse, kampung di bagian utara Alaska yang hanya dihuni puluhan orang ini yang umumnya pekerja di ladang minyak teluk Prudhoe Bay dekat Samudra Artik.
“Tanggal 5 Juli jam 2 siang waktu Alaska. Petualangan Wheel Story season 6 ‘Riding to the Last Frontier’ finish di DeadHorse Alaska, berkendara hampir 50.000 Km dari Ushuaia Argentina bersama Honda Africa Twin “Rumba”, banyak pengalaman dan pelajaran hidup yang didapat lewat turing selama 874 hari melewati 17 negara di Amerika Selatan dan Amerika Utara, termasuk melewati masa-masa sulit selama pandemik dan keamanan di beberapa negara, tapi semangat berpetualang dan membawa misi ini sampai di garis finish,” tutup Mario.