
Brad Sayed sendiri pertama kali mengenal dan terjun ke dunia bikers sejak dia bergabung dengan Palembang CBR Club (PCC) di Palembang, Sumatera Selatan sebagai bikers pengguna Honda CBR 250 ABS pada tahun 2012, dan masih aktif sampai sekarang dengan posisi sebagai Penasehat.
Bikers berbadan tambun kelahiran Jakarta 49 tahun silam ini menceritakan perihal kegemarannya mengendarai sepeda motor sejak tahun 1988. Saat itu dia pertama kali belajar mengendarai sepeda motor menggunakan Honda Super Cup 800, satu-satunya milik keluarga. “Setelah bekerja sebagai karyawan swasta dan punya gaji sendiri, pada tahun 1998 barulah saya punya motor sendiri dengan membeli Honda GLPro150,” kenangnya.
Kemudian pada tahun 2000, setelah pulang merantau dan pulang lagi ke Jakarta, dia pun kembali membeli motor baru, Honda GLPro Neotech 160 menjadi motor keduanya. Sejak memiliki Honda GLPro itulah bengkel Honda AHASS Pondok Bambu, Jakarta Timur menjadi tempat tongkrongannya dengan sesama pengguna GLPro Jakarta timur.
Seiring berjalannya waktu, ketika Brad Sayed sedang merantau di Palembang pada tahun 2012, dia ingin sekali memiliki motor sport, dan pilihannya jatuh pada CBR 250R ABS. Setelah memiliki motor sport kelas 250 cc yang pertama kali dilengkapi teknologi ABS (Antilock Braking System) ini, dia pun bergabung PCC.
Sebagai perantau yang saat ini sedang bekerja di salah satu perusahaan swasta di Palembang menyampaikan kesan dan pendapatnya seputar komunitas bikers, khususnya sejak tergabung didalam PCC.
“Bagi saya, keluarga besar PCC sudah seperti keluarga baru. Dimana kami bisa saling bantu dan share pengalaman, apalagi bagi saya yang waktu itu masih newbie di dunia komunitas motor. Jadi punya network untuk segala hal, tempat belajar berorganisasi dan belajar mendalami seluk beluk perilaku manusia,” ujarnya.
Dia pun berharap bisa menjadi orang yang berguna baik di komunitas maupun masyarakat luas. “Menjadikan PCC sebagai wadah belajar berorganisasi dan jalin persaudaraan yang tidak hanya sebatas anggota dengan kendaraannya, namun dapat lebih luas daripada hal hal tersebut. Mempertahankan network dari organisasi dengan berlandaskan kekeluargaan dan kejujuran,” harapnya.
Bicara seputar safety riding, bagi Brad Sayed suatu hal yang tidak bisa ditawar-tawar lagi karena harus diterapkan dimanapun. “Coba benturkan kepalamu atau adu dengan beton cor, jika beton cor pecah dan kepalamu baik-baik saja, maka jual saja helmmu. Karena semahal, secanggih apapun motormu, masih kalah dengan kehilangan orang yang kamu cintai, karena kamu anggap helm itu nggak perlu dipakai meski hanya mau ke mini market terdekat. Ingat, musibah datang nggak pakai kirim undangan!” tegasnya.
Leave a Reply